Oleh : Purihaa
Pagi tadi aku melihatnya
Mereka begitu erat saling memeluk, seakan tak ingin ada selarik angin menelusup
Tangis wanita itu luruh pada Tuanku
Ia mengiba, bagai candala.
Pagi tadi aku mendengarnya
Bibirnya mengucap maaf tanpa jeda
Kau tau, Abu?
Ya, kembali, lagi-lagi perempuan itu mengulangi
Tuanku terkhianati.
Pagi tadi aku merasakannya
Belum lupa dalam ingatanku, Tuanku menumpuk-numpuk dirimu dalam cekung tubuhku
Aku turut menangis, sebentar, lalu tersenyum
Kau tau, Abu?
Ini yang trakhir, aku tidak akan lagi menahanmu. Pergilah.
Begitu kata Tuanku.
*Note : Puisi ini masuk 30 besar tingkat nasional dalam event Ruang Kreasi.
skip to main |
skip to sidebar
-Ini bukan hanya perkara Mejikihibiniu-
Blog Archive
Pages
Blogroll
Kamu yang ke :
Puri Handayani. Powered by Blogger.
Popular Posts
-
Dalam hidup Akan selalu banyak pilihan terbaik Tak bisa mengelak Semuanya sangat menggoda Tantangan, impian, masa depan? ...
Silahkan kepo disini
- purihaa