Monday, June 30, 2014

PIA- Pesona Izmir : 100


Nothing special

Karena kita semua sedang belajar

Tak ada yang perlu disombongkan

Apalagi dibangga-banggakan

Karena setiap yang bernyawa akan menjadi debu suatu hari nanti

Itu pasti

Harta berlimpah, otak Eistein, keluarga bahagia, cinta yang wah, atau duka lara yang menyanyat dada

Itu semua akan musnah

Semua akan berubah


Ketika datang saat yang telah digariskan oleh-Nya

PIA- Pesona Izmir : 96


Wrong, if I always think that you like me, even love me

Wrong, if I always care about you and think about you

Wrong, if Iin every pray I always say your name and about us

Wrong, if I keep believing I am ok and smile

Wrong, if I dream about you, about us

Wrong, if I cry, sad, and pretend that I am happy all the time because of you

Wrong…

Everything is wrong

You never care about me

You even never see deeply into my eyes

You always avoid when I ask you how do you feel about me

Who am I in your life?

And when you can prove your love to me?

I never got satisfied answer, Honey

Now I realize I am wrong

But I never regret , My love

I have learned from my pain


I have learned from you...

PIA- Pesona Izmir : 87


Ternyata masih banyak misteri yang belum terungkap

Meski miliaran kata telah terucap

Arti dan makna belum semua terkuak

Dan aku masih tetap saja belajar menebak

Kenapa hati terus bergejolak?

Kenapa manusia butuh terus bergerak?

Kenapa kadang kita perlu berdiri tegak?

Mengelak?

Atau menyingkirkan semua beban yang ada di otak?

Dalam diam aku lebih banyak memahami,

Belajaar untuk mengerti

Setiap irama yang kadang cepat atau melambat

Aku mencoba menjadi pengamat

Menyelami kehidupan orang-orang terdekat

Terkadang aku sekarat,

Karena terjerat,

Aku terikat erat

Namun aku terus belajar untuk melepaskan, membebaskan diri seutuhnya

Dari cinta yang semu, rasa cemburu, luka dan sakit hati yang menyayat pilu, dan dari duka yang telah membantu

Mungkin inilah rasanya hidup tanpa merasa,

Aku merdeka,


Belajar menjadi bahagia sepenuhnya

Sunday, June 29, 2014

PIA- Pesona Izmir : 86


Sometimes you feel so useless

Everyone also

Sometimes you feel no one cares and understand what you feel

Everyone feel the same

Never stop to do the right things

Let your angel and evil side walk together

But never think you was born for nothing

Never think you have no you own history

Maybe no one realizes you are the light for them

But you know

You can’t see but you can feel

Even though you only act behind the scene

Even though no one mention your name

Even though they never realize you are there

But you know you are there and you have important role

Let’s smile to yourself, see their sweet smile because of your light


Never ask the reply or you will ruin God’s play

PIA- Pesona Izmir : 85


Ada waktu ketika semua terkuak

Kebenaran… Impian…

Gambaran masa depan

Meski sebelumnya tampak hanya baying-bayang

Bahkan kadang kau tak bisa menghentikan langkahmu

Melaju dengan kecepatan menggebu

Tak kau ingat lagi rasa sakit hatimu

Itu sudah terlalu

IT’S THE TIME to face your dreams

IT’S THE TIME when you can see who is right and who is just pretend

IT’S THE TIME to wake up and build your success

Whoever you are

Whatever you wanna be

And wherever you are now

IT’S THE TIME for you

IT’S THE TIME…

So,

Apa lagi yang kau tunggu?

Bergeraklah! Tetaplah maju!

Dengan cintamu.. dengan otakmu.. dengan semangatmu…

Jadilah apa yang kau mau.. karena kau pasti mampu…

Namun jangan terlalu terikat erat

Karena semua ini bukanlah milikmu


Semua akan hilang dengan bergulirnya sang waktu

PIA- Pesona Izmir :65


KETIKA AKU MARAH, pergilah sejauh mungkin

Karena kutahu, kau tak ingin mendengar teriakanku

Dan melihat ambisi ingin membunuhku

KETIKA AKU MARAH, jangan tanya mengapa

Jangan bicara tentang kesabaran

Dengarkan aku! Jangan mengguruiku! Peluk diriku!

Seringnya sentuhan lebih berarti daripada ucapan

KETIKA AKU MARAH, biarlah aku melakukan apapun yang aku inginkan

Merusak gendang telingaku dengan music keras, volume tak terbatas

Menutup napasku dan mengatur napasku

Mematikan lampu, duduk sendiri dalam gelap

Menulis coretan-coretan di kertas

Hanya agar emosi di kepalaku tak meledak dan melukaiku

Asalkan aku berhenti membanting handphone-ku

Asalakan aku menolak merusak barang-barang

Asalkan aku menghindari membanting pintu

Asalkan aku tak memakimu dengan kata-kata kotorku

Biralah…

Biarlah…

Karena ketika aku marah, aku tak mengenal lagi siapa diriku

Tak kenal mana yang benar mana yang salah

Aku hanya merakan sesak sakit sangat di dadaku

Atau tetesan pedas air mata melalui sudut-sudut mataku

Namun tenanglah, semua itu hanya ketika aku marah


Bukan akhir dari dunia

PIA- Pesona Izmir : 57


Am I a single fighter?

Always do all things alone?

Perfectionist?

No need somenone  else to help?

Or is this just my idealism?

Want to be strong all the time?

Am I too arrogant?


Or I don’t want to disturb my friends and people?

Am I always be a happy and crazy girl as you think?

Always smile and laugh?

Joking all the time?

Never be serious?

Always enjoy every moment?

Make people happy and accept me?

Or maybe I just hide from something?

Hide may pain deep inside until feel nothing?

Or I just avoid that pain?

Run away even if its hurt?

HELP ME…

I need you right now

Even though I seem ok

But better with you right now by my side

Even if just your smile, your touch, your hug

HELP ME…

Sunday, June 8, 2014

Aku tidak mencintaimu (LAGI)

Kau pernah di sini
Hingga akhirnya kau memilih pergi
Saat itu, jangan pernah kau berpikir untuk aku akan memanggilmu dan kembali mencintaiku
Pergi saja
Layaknya angin berhembus deru
Aku tidak dapat mencintaimu, seperti ketika aku mencintaimu kemarin

Tapi kau kembali
Untuk apa?
Tuturmu untuk mencintaiku kembali, membahagiakanku kembali
Biarkan senyumku yang menjawab
Ambil jaketmu
Dan pergilah selagi kau bisa
Aku sudah bahagia
Pun, hariku masih tetap berwarna tanpamu, layaknya pelangi setelah hujan
Aku tidak dapat mencintaimu, seperti ketika aku mencintaimu kemarin

Meski terkadang aku harus menangisimu
Pada setiap pertengkaran kita
Kau angkuh dengan egomu
Aku yang kini mengalah
Namun, aku cukup bahagia sepeninggalanmu
Pergi saja
Aku tidak dapat mencintaimu, seperti ketika aku mencintaimu kemarin...








Monday, June 2, 2014

Aku Mencintaimu. Aku melepasmu~

Apa yang disebut cinta kadang mampu membuat orang bahagia, terlena, bahkan binasa. Terlepas dari semua itu, bagaimana cinta bisa melakukannya?

Lilin tak pernah tahu, kapan ia akan dihidupkan, dan kapan ia tiba-tiba dipadamkan. Terlepas dari semua itu, apakah lilin mempersalahakan siapa yang menghidupkan dan mematikannya?

Dan debu, terlepas dari angin yang membawanya tanpa tujuan yang pasti, apakah debu menuntut angin agar dibawa ketempat paling indah di semesta ini?

Aku mencintaimu, maka aku melepasmu..
Sore kemarin aku menikmati pelangi. Dalam jingga senja selepas hujan yang menyemai rumput pada tanah lapang ini. Sesekali aku menghirup napas dalam-dalam, mencoba merasakan bau petrichor yang sejak kedatanganku terus menggelitik pada kedua lubang hidung.
"Andai engkau di sini.." gumamku kala itu.
Dari awal kedatanganku, aku masih sempat mengurai senyum dalam lengkung bibir. Sampai sakhirnya aku sadar bahwa aku hanya seorang diri di sini. Tanah lapang seluas ini! Sembari menutup mata, kudekap erat tubuhku sendiri. Semakin erat. Banhkan tak kuperbolehkan selarik angin untuk menyela.
"Kau pernah di sini. Dalam pelukan ini.."

Aku ingin seperti lilin, tak pernah mempermasalahkan siapa yang menghidupkan bahagia dalam hidupku dan siapa yang tiba-tiba meniup bahagia dalam hidupku. Pun, aku ingin menjadi debu. Tak pernah menuntut siapapun, termasuk engkau untuk membawaku menemukan bahagia.
Kau tahu mengapa?
Hal terindah yang banyak orang sebut di dunia ini adalah pelangi. Bahkan, tak jarang orang mengibaratkannya sebagai suka setelah duka. Pelangi setelah hujan. Tapi, apakah mereka berpikir bahwa ujung pelangi tak pernah bertemu? Aku melihat dari sisi itu.
Aku mencintaimu. Aku bahagia. Tapi aku merasa cinta kita terlalu indah, seperti pelangi. Sampai aku terlena, terlalu dalam mencintaimu, memaksamu mencintaiku, tanpa berpikir bahwa sebenarnya kita bukanlah sepasang. Maka, aku melepasmu...