KETIKA AKU MARAH,
pergilah sejauh mungkin
Karena kutahu, kau
tak ingin mendengar teriakanku
Dan melihat ambisi
ingin membunuhku
KETIKA AKU MARAH,
jangan tanya mengapa
Jangan bicara
tentang kesabaran
Dengarkan aku!
Jangan mengguruiku! Peluk diriku!
Seringnya sentuhan
lebih berarti daripada ucapan
KETIKA AKU MARAH,
biarlah aku melakukan apapun yang aku inginkan
Merusak gendang
telingaku dengan music keras, volume tak terbatas
Menutup napasku dan
mengatur napasku
Mematikan lampu,
duduk sendiri dalam gelap
Menulis
coretan-coretan di kertas
Hanya agar emosi di
kepalaku tak meledak dan melukaiku
Asalkan aku
berhenti membanting handphone-ku
Asalakan aku
menolak merusak barang-barang
Asalkan aku
menghindari membanting pintu
Asalkan aku tak
memakimu dengan kata-kata kotorku
Biralah…
Biarlah…
Karena ketika aku
marah, aku tak mengenal lagi siapa diriku
Tak kenal mana yang
benar mana yang salah
Aku hanya merakan
sesak sakit sangat di dadaku
Atau tetesan pedas
air mata melalui sudut-sudut mataku
Namun tenanglah,
semua itu hanya ketika aku marah
Bukan akhir dari dunia
0 comments:
Post a Comment