Sunday, June 29, 2014

PIA- Pesona Izmir :65


KETIKA AKU MARAH, pergilah sejauh mungkin

Karena kutahu, kau tak ingin mendengar teriakanku

Dan melihat ambisi ingin membunuhku

KETIKA AKU MARAH, jangan tanya mengapa

Jangan bicara tentang kesabaran

Dengarkan aku! Jangan mengguruiku! Peluk diriku!

Seringnya sentuhan lebih berarti daripada ucapan

KETIKA AKU MARAH, biarlah aku melakukan apapun yang aku inginkan

Merusak gendang telingaku dengan music keras, volume tak terbatas

Menutup napasku dan mengatur napasku

Mematikan lampu, duduk sendiri dalam gelap

Menulis coretan-coretan di kertas

Hanya agar emosi di kepalaku tak meledak dan melukaiku

Asalkan aku berhenti membanting handphone-ku

Asalakan aku menolak merusak barang-barang

Asalkan aku menghindari membanting pintu

Asalkan aku tak memakimu dengan kata-kata kotorku

Biralah…

Biarlah…

Karena ketika aku marah, aku tak mengenal lagi siapa diriku

Tak kenal mana yang benar mana yang salah

Aku hanya merakan sesak sakit sangat di dadaku

Atau tetesan pedas air mata melalui sudut-sudut mataku

Namun tenanglah, semua itu hanya ketika aku marah


Bukan akhir dari dunia

0 comments:

Post a Comment