Monday, June 2, 2014

Aku Mencintaimu. Aku melepasmu~

Apa yang disebut cinta kadang mampu membuat orang bahagia, terlena, bahkan binasa. Terlepas dari semua itu, bagaimana cinta bisa melakukannya?

Lilin tak pernah tahu, kapan ia akan dihidupkan, dan kapan ia tiba-tiba dipadamkan. Terlepas dari semua itu, apakah lilin mempersalahakan siapa yang menghidupkan dan mematikannya?

Dan debu, terlepas dari angin yang membawanya tanpa tujuan yang pasti, apakah debu menuntut angin agar dibawa ketempat paling indah di semesta ini?

Aku mencintaimu, maka aku melepasmu..
Sore kemarin aku menikmati pelangi. Dalam jingga senja selepas hujan yang menyemai rumput pada tanah lapang ini. Sesekali aku menghirup napas dalam-dalam, mencoba merasakan bau petrichor yang sejak kedatanganku terus menggelitik pada kedua lubang hidung.
"Andai engkau di sini.." gumamku kala itu.
Dari awal kedatanganku, aku masih sempat mengurai senyum dalam lengkung bibir. Sampai sakhirnya aku sadar bahwa aku hanya seorang diri di sini. Tanah lapang seluas ini! Sembari menutup mata, kudekap erat tubuhku sendiri. Semakin erat. Banhkan tak kuperbolehkan selarik angin untuk menyela.
"Kau pernah di sini. Dalam pelukan ini.."

Aku ingin seperti lilin, tak pernah mempermasalahkan siapa yang menghidupkan bahagia dalam hidupku dan siapa yang tiba-tiba meniup bahagia dalam hidupku. Pun, aku ingin menjadi debu. Tak pernah menuntut siapapun, termasuk engkau untuk membawaku menemukan bahagia.
Kau tahu mengapa?
Hal terindah yang banyak orang sebut di dunia ini adalah pelangi. Bahkan, tak jarang orang mengibaratkannya sebagai suka setelah duka. Pelangi setelah hujan. Tapi, apakah mereka berpikir bahwa ujung pelangi tak pernah bertemu? Aku melihat dari sisi itu.
Aku mencintaimu. Aku bahagia. Tapi aku merasa cinta kita terlalu indah, seperti pelangi. Sampai aku terlena, terlalu dalam mencintaimu, memaksamu mencintaiku, tanpa berpikir bahwa sebenarnya kita bukanlah sepasang. Maka, aku melepasmu...

0 comments:

Post a Comment